Friday, December 25, 2009

10 Muharram

Keutamaan Puasa di Hari Asyura (10 Muharram)

Oleh: Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

[Di dalam kitab beliau Riyadhus Shalihin, Al-Imam An-Nawawi -rahimahullah- membawakan tiga buah hadits yang berkenaan dengan puasa sunnah pada bulan Muharram, yaitu puasa hari Asyura / Asyuro (10 Muharram) dan Tasu’a (9 Muharram)]

Hadits yang Pertama

عن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم صام يوم عاشوراء وأمر بصيامه. مُتَّفّقٌ عَلَيهِ

Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhuma-, “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya”. (Muttafaqun ‘Alaihi).

Hadits yang Kedua

عن أبي قتادة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم سئل عن صيام يوم عاشوراء فقال: ((يكفر السنة الماضية)) رَوَاهُ مُسلِمٌ.

Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim)

Hadits yang Ketiga

وعن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: ((لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع)) رَوَاهُ مُسلِمٌ.

Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhuma- beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan” (HR. Muslim)

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa pada hari ‘Asyura, beliau menjawab, ‘Menghapuskan dosa setahun yang lalu’, ini pahalanya lebih sedikit daripada puasa Arafah (yakni menghapuskan dosa setahun sebelum serta sesudahnya –pent). Bersamaan dengan hal tersebut, selayaknya seorang berpuasa ‘Asyura (10 Muharram) disertai dengan (sebelumnya, ed.) Tasu’a (9 Muharram). Hal ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada yang kesembilan’, maksudnya berpuasa pula pada hari Tasu’a.

Penjelasan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk berpuasa pada hari sebelum maupun setelah ‘Asyura [1] dalam rangka menyelisihi orang-orang Yahudi karena hari ‘Asyura –yaitu 10 Muharram- adalah hari di mana Allah selamatkan Musa dan kaumnya, dan menenggelamkan Fir’aun dan para pengikutnya. Dahulu orang-orang Yahudi berpuasa pada hari tersebut sebagai syukur mereka kepada Allah atas nikmat yang agung tersebut. Allah telah memenangkan tentara-tentaranya dan mengalahkan tentara-tentara syaithan, menyelamatkan Musa dan kaumnya serta membinasakan Fir’aun dan para pengikutnya. Ini merupakan nikmat yang besar.

Oleh karena itu, setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tinggal di Madinah, beliau melihat bahwa orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura [2]. Beliau pun bertanya kepada mereka tentang hal tersebut. Maka orang-orang Yahudi tersebut menjawab, “Hari ini adalah hari di mana Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya, serta celakanya Fir’aun serta pengikutnya. Maka dari itu kami berpuasa sebagai rasa syukur kepada Allah”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”.

Kenapa Rasulullah mengucapkan hal tersebut? Karena Nabi dan orang–orang yang bersama beliau adalah orang-orang yang lebih berhak terhadap para nabi yang terdahulu. Allah berfirman,

إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ

“Sesungguhnya orang yang paling berhak dengan Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya dan nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman, dan Allah-lah pelindung semua orang-orang yang beriman”. (Ali Imran: 68)

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling berhak terhadap Nabi Musa daripada orang-orang Yahudi tersebut, dikarenakan mereka kafir terhadap Nabi Musa, Nabi Isa dan Muhammad. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan manusia untuk berpuasa pula pada hari tersebut. Beliau juga memerintahkan untuk menyelisihi Yahudi yang hanya berpuasa pada hari ‘Asyura, dengan berpuasa pada hari kesembilan atau hari kesebelas beriringan dengan puasa pada hari kesepuluh (’Asyura), atau ketiga-tiganya. [3]

Oleh karena itu sebagian ulama seperti Ibnul Qayyim dan yang selain beliau menyebutkan bahwa puasa ‘Asyura terbagi menjadi tiga keadaan:

1. Berpuasa pada hari ‘Asyura dan Tasu’ah (9 Muharram), ini yang paling afdhal.

2. Berpuasa pada hari ‘Asyura dan tanggal 11 Muharram, ini kurang pahalanya daripada yang pertama. [4]

3. Berpuasa pada hari ‘Asyura saja, sebagian ulama memakruhkannya karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk menyelisihi Yahudi, namun sebagian ulama yang lain memberi keringanan (tidak menganggapnya makhruh). [5]

Wallahu a’lam bish shawab.

(Sumber: Syarh Riyadhis Shalihin karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin terbitan Darus Salam – Mesir, diterjemahkan Abu Umar Urwah Al-Bankawy, muraja’ah dan catatan kaki: Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Rifai)

CATATAN KAKI:

[1] Adapun hadits yang menyebutkan perintah untuk berpuasa setelahnya (11 Asyura’) adalah dha’if (lemah). Hadits tersebut berbunyi:

صوموا يوم عاشوراء و خالفوا فيه اليهود صوموا قبله يوما و بعده يوما . -

“Puasalah kalian hari ‘Asyura dan selisihilah orang-orang yahudi padanya (maka) puasalah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya. (HR. Ahmad dan Al Baihaqy. Didhaifkan oleh As Syaikh Al-Albany di Dha’iful Jami’ hadits no. 3506)

Dan berkata As Syaikh Al Albany – Rahimahullah- di Silsilah Ad Dha’ifah Wal Maudhu’ah IX/288 No. Hadits 4297: Penyebutan sehari setelahnya (hari ke sebelas. pent) adalah mungkar, menyelisihi hadits Ibnu Abbas yang shahih dengan lafadz:

“لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع” .

“Jika aku hidup sampai tahun depan tentu aku akan puasa hari kesembilan”

Lihat juga kitab Zaadul Ma’ad 2/66 cet. Muassasah Ar-Risalah Th. 1423 H. dengan tahqiq Syu’aib Al Arnauth dan Abdul Qadir Al Arna’uth.

لئن بقيت لآمرن بصيام يوم قبله أو يوم بعده . يوم عاشوراء) .-

“Kalau aku masih hidup niscaya aku perintahkan puasa sehari sebelumnya (hari Asyura) atau sehari sesudahnya” ((HR. Al Baihaqy, Berkata Al Albany di As-Silsilah Ad-Dha’ifah Wal Maudhu’ah IX/288 No. Hadits 4297: Ini adalah hadits mungkar dengan lafadz lengkap tersebut.))

[2] Padanya terdapat dalil yang menunjukkan bahwa penetapan waktu pada umat terdahulu pun menggunakan bulan-bulan qamariyyah (Muharram s/d Dzulhijjah, Pent.) bukan dengan bulan-bulan ala Eropa (Jan s/d Des). Karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa hari ke sepuluh dari Muharram adalah hari di mana Allah membinasakan Fir’aun dan pengikutnya dan menyelamatkan Musa dan pengikutnya. (Syarhul Mumthi’ VI.)

[3] Untuk puasa di hari kesebelas haditsnya adalah dha’if (lihat no. 1) maka – Wallaahu a’lam – cukup puasa hari ke 9 bersama hari ke 10 (ini yang afdhal) atau ke 10 saja.

Asy-Syaikh Salim Bin Ied Al Hilaly mengatakan bahwa, “Sebagian ahlu ilmu berpendapat bahwa menyelisihi orang Yahudi terjadi dengan puasa sebelumnya atau sesudahnya. Mereka berdalil dengan hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam,

صوموا يوم عاشوراء و خالفوا فيه اليهود صوموا قبله يوما أو بعده يوما .

“Puasalah kalian hari ‘Asyura dan selisihilah orang-orang Yahudi padanya (maka) puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya”.

Ini adalah pendapat yang lemah, karena bersandar dengan hadits yang lemah tersebut yang pada sanadnya terdapat Ibnu Abi Laila dan ia adalah jelek hafalannya.” (Bahjatun Nadhirin Syarah Riyadhus Shalihin II/385. cet. IV. Th. 1423 H Dar Ibnu Jauzi)

[4] (lihat no. 3)

[5] Asy-Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan,

والراجح أنه لا يكره إفراد عاشوراء.

Dan yang rajih adalah bahwa tidak dimakruhkan berpuasa ‘Asyura saja. (Syarhul Mumthi’ VI)

Wallaahu a’lam.

DIPETIK dari blog Ulama Sunnah

Tuesday, December 15, 2009

Cabaran Perubahan - bersempena Maal Hijrah 1431H

semua dijemput hadir ke majlis
InsyaAllah, CERAMAH BULANAN bersempena dengan sambutan Maal Hijrah 1431H, Masjid Darul Ehsan Subang Jaya (MDESJ) telah mengaturkan Prof Dr Haji Muhd Kamil Ibrahim, Pengarah UiTM Johor untuk berkongsi pengalamannya dengan tajuk

" MENANGANI CABARAN PERUBAHAN
- dari Perspektif Falsafah Ibadah Haji "


Jumaat 1 Muharram 1431H / 18 Disember 2009 selepas solat Maghrib


Ini merupakan kedua kalinya Prof Kamil sudi berkongsi pengalamannya dalam slot Ceramah Bulanan di MDESJ. Pada 6 Mei 2009, beliau berkongsi pengalaman dan memberi MOTIVASI HAJI - Mengubah Sempadan Iman.

Nota:
Prof Muhd Kamil adalah seorang Profesor Perakaunan, kini Pengarah UiTM Johor. Beliau juga adalah seoarang Ahli Jawatankuasa Dakwah, Majlis Agama Islam Selangor (MAIS).

Friday, December 11, 2009

Air-Cooler @MDESJ

Allah memberi kesukaan yang luar biasa kepada saya. Subuh tadi saya bersolat di Masjid Subang Jaya, masjid yang berhadapan dengan Subang Parade. Saya salah seorang yang terawal sampai. Dan ia bukanlah masjid yang asing kerana pernah beberapa kali bersolat di sini dan pernah juga menyampaikan ceramah.

Saya terpandang “air-cooler” dan bertanya insan yang berada di sebelah saya [nota: insan ini tentu sekali mengenali saya]: “berapa harga air-cooler tersebut?”.

Saya terfikir untuk membelinya bagi kegunaan masjid As-Syakirin, UiTM Johor. Terlintas di hati yang ia boleh menjimatkan belanja masjid ketika jemaah tidak ramai.

Misalnya di waktu universiti bercuti maka tidak perlulah kami membuka air-cond yang besar belanjanya.

“Minta maaf prof, saya tidak tahu. Ia termasuk dalam RM800,000 yang orang derma untuk ubah-suai masjid,” beliau berbisik. Saya mendiamkan diri!

Ketika di Majlis Anugerah Kualiti, saya menerima SMS: “Prof, harganya dalam RM1350/unit. Kalau prof nak beli untuk masjid UiTM Johor, saya waqafkan 2 unit, InsyaAllah”.

Saya sangat bersyukur dengan limpah kurnia yang Allah anugerahkan. “Ya Allah, Kau ampunilah kami, banyak sungguh nikmat yang engkau limpahkan kepada kami. Kau mulia dan berikanlah rezeki yang berlipat ganda kepada insan yang sangat mulia ini….”.

Petang tadi saya terus menempah air-cooler tersebut dan InsyaAllah, mereka akan menghantar terus ke pintu masjid pada hari Isnin ini!

Lihatlah bagaimana kebesaran Allah. Hotel di Shah Alam penuh rupanya bersebab. Dia mahu saya bersolat subuh di sini dan ………!

Subhanallah!.... DIPETIK dari entri blog Prof Kamil.

Monday, November 9, 2009

Program Qurban 1430H




Klik imej-imej di bawah untuk maklumat lanjut dan
Borang Penyertaan Ibadat Qurban MDESJ 1430H


Saturday, October 10, 2009

Thursday, October 8, 2009

Perjumpaan Eidul-Fitri 1430H

Anak Kariah, Masjid Darul Ehsan Subang Jaya
Assalamualaikum wa.wbt.


Tan Sri/Puan Sri/Dato’/Datin/Tuan/Puan,

Per: Jemputan ke Majlis Sambutan Hari Raya Eidul -Fitri 1430H anjuran bersama Persatuan Kebajikan Masyrakat Islam Subang Jaya (PERKEMAS) dan Masjid Darul Ehsan Subang Jaya


Terlebih dahulu saya mengucapkan Selamat Hari Raya Eidul Fitri, Maaf Zahir dan Batin.

Saya sebagai Pengurus Masjid Darul Ehsan mewakili pihak pengurusan Masjid Darul Ehsan Subang Jaya dengan sukacitanya menjemput Tan Sri/Puan Sri/Dato’/Datin/Tuan/Puan Majlis Sambutan Hari Raya Eidul-Fitri 1430H anjuran bersama PERKEMAS dan Masjid Darul Ehsan Subang Jaya pada tarikh dan masa berikut:-

Tarikh: 10 /10/2009 (Sabtu) bersamaan 21 Syawal 1430H

Masa: 6.45 petang hingga 10.30 malam

Tempat: Perkarangan Masjid Darul Ehsan Subang Jaya

Aturcara Majlis

6.45 petang - Ketibaan tetamu

7.10 malam - Solat Maghrib

- Ucapan Pengurus Masjid Darul Ehsan
- Ucapan Pengerusi PERKEMAS
- Ucapan Tetamu Kehormat.
- Solat Isya’
- Jamuan Hari Raya

10.30 malam - Majlis bersurai


3. Adalah diharapkan Tan Sri/Puan Sri/Dato’/Datin/Tuan/Puan bersama keluarga dapat menghadirkan diri bersama untuk memeriahkan majlis tersebut dan mengeratkan lagi hubungan sirraturrahim sesama kita.


Sekian, terima kasih


Yang Benar,

Ahmad Shukri Awang Kecik
Pengurus Masjid Darul Ehsan, Subang Jaya

Thursday, September 17, 2009

Menyambut 'Idilfitri...

Berlakukah transformasi keimanan di dalam diri Ramadhan kali ini?

...Ramadhan yang berbaki 2/3 hari lagi pastinya mempunyai ruang untuk ditampung kekurangannya - yang pastinya tetap ada!

Namun, lambaian 1Syawal 1430H rasanya lebih kuat dalam masyarakat kita. Apatah lagi peranan media, khususnya TV yang memberi penonjolan yang amat ketara ke arah itu!...


Walau apa pun, mungkin ada baiknya kita merujuk kembali
bagaimana caranya Nabi s.a.w. menyambut 'Iidilfitri...

Di antara sunah Nabi s.a.w. dalam menyambut Hari Agung umat Islam ini adalah dengan banyak bertakbir, bertahmid, bertasbih dan bertahlil seawal bermulanya malam 1 Syawal. Ia dilakukan sama ada secara berjemaah atau bersendirian, di masjid, surau atau di rumah bersama keluarga.

Bahkan pada zaman Rasulullah s.a.w., takbir itu dikumandangkan sehingga ke jalan-jalan, rumah-rumah dan masjid.
Kita patut membersih atau mengemas diri seperti menggunting rambut di bahagian kepala dan anggota badan agar tampil kemas, segak dan bergaya pada hari raya mulia.

Dalam hal ini, bau-bauan yang harum seperti minyak wangi, atar dan sebagainya juga digalakkan bagi meraikan hari mulia ini.
Mandi juga di sunatkan pada pagi 1 Syawal sebagaimana dijelaskan dalam hadis Ibnu Umar di dalam kitab al-Muwatta', bahawa Rasulullah s.a.w. mandi pada pagi 'Iidilfitri sebelum Baginda bertolak ke masjid. Disunatkan juga makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke masjid untuk menunaikan solat sunat Iidilfitri berpandukan hadis Anas bin Malik yang menjelaskan bahawa Baginda s.a.w. makan kurma dengan bilangan yang ganjil (3,5,7 dan sebagainya) sebelum pergi menunaikan solat sunat Iidilfitri.

Acara kemuncak pada Hari Raya IidilFitri ini adalah solat sunat Iidilfitri dan mendengar khutbahnya. Sunat pula pergi menunaikan solat itu dalam keadaan berjalan kaki sebagaimana mafhum hadis Ali bin Abi Talib dalam Sunan Tirmizi. Cuma bagi yang agak jauh jarak rumah ke masjid, maka bolehlah mereka menaiki kenderaan kerana agama Islam bersikap terbuka dalam bab ini.


Di dalam Sahih Imam Muslim disebutkan bahawa Baginda menunaikan solat sunat Aidilfitri dengan membaca surah al-'Ala pada rakaat pertama dan al-Ghasyiah pada rakaat kedua. Baginda juga menyuruh seluruh umat Islam datang ke lapangan terbuka agar mendengar khutbah hinggakan kepada kaum wanita, tidak kira yang tua atau muda, yang uzur atau sebaliknya. Cuma mereka yang uzur diarahkan agar berada di luar masjid kerana halangan keuzuran tersebut seperti riawayat Ummi 'Atiah dalam Sahih Bukhari dan Muslim.

Pada pagi hari raya yang indah ini juga, sunat bagi kita memakai pakaian yang terbaik dan tercantik. Imam Baihaqi ada menyebutkan bahawa Ibnu Umar menjelaskan bahawa baginda Rasulullah s.a.w. mengenakan pakaian yang terbaik dan tercantik bagi meraikan kedua-dua hari kebesaran Islam; Iidilfitri dan Iidiladha.


Pada hari lebaran ini juga sunat bagi kita umat Islam mengucapkan tahniah dan selamat, di samping saling berdoa agar amalan-amalan kita sepanjang Ramadan lepas diterima Allah.

sumber: Bacaan Umum

Wednesday, September 16, 2009

Khatam Al-Quran Malam 27 Ramadhan

Us Zulkifli dan Ustaz Hizburrahman

Alhamdulillah, Solat Sunat Tarawih di malam 27 Ramadhan
adalah kemuncak dalam menamatkan bacaan ayat-ayat suci Al-Quran 30 Juzu' daripada kedua-dua Imam Hafiz - Ustaz Hizburrahman dan Ustaz Zulkifli dari Baling Kedah...

Kami anak qaryah MDESJ mengucapkan terima kasih
di atas sumbangan kedua-dua mereka dalam mempertabatkan
Al-Quran...

Sebagai tanda penghargaan anak qaryah, sejumlah RM18,538
telah berjaya dikumpulkan untuk malam-malam
25-27 Ramadhan, melalui tabung khas MDESJ
(tidak termasuk sumbangan terus kepada mereka oleh para Jemaah)


GAMBAR-GAMBAR SEKITAR MALAM KHATAM AL-QURAN

Thursday, September 10, 2009

Lailatul Qadar dan Perlepasan dari azab NERAKA



Lailatul Qadar

Di dalam Ramadhan yang mulia ini Allah SWT menghadiahkan kepada hamba-hamba-Nya satu malam yang yang sangat berkat iaitu Lailatul Qadar. Malam ini dinamakan dengan Lailatul Qadar, diambil daripada kalimah al-Qadar yang bererti kemuliaan atau kedudukan yang tinggi, kerana malam ini adalah malam yang sangat mulia. Ataupun diambil daripada kalimah qadar atau taqdir, kerana pada malam ini Allah SWT memutuskan urusan-Nya dan menetapkan taqdir segala perkara.

Firman Allah I: Maksudnya:

Sesungguhnya Kami telah menurunkan (al-Quran) pada malam Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu para malaikat dan malaikat Jibril akan turun dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan. Pada malam itu penuh dengan kesejahteraan sehinggalah terbit fajar. [Surah al-Qadar: 1-5].

Firman-Nya lagi: Maksudnya:

Sesungguhnya kami menurunkannya (al-Quran) pada suatu malam yang diberkati (Lailatul Qadar) dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. laitu urusan yang besar dari sisi Kami, sesungguhnya Kamilah yang mengutus para Rasul. Sebagai rahmat dari Tuhan kamu sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Mengetahui. [Ad-Dukhan: 3-6].

Sabda Rasulullah r:

((مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ)) [البخاري ومسلم]

Maksudnya:

“Sesiapa yang bangun (beribadat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan Ihtisab maka baginya keampunan untuk dosa-dosa yang lepas.” [HR: Al-Bukhari dan Muslim].

Beberapa kelebihan tentang Lailatul Qadar yang dapat diambil dari surah al-Qadar antaranya ialah:

  • Allah menurunkan al-Quran pada malam tersebut yang mana ia memberi petunjuk kepada manusia dan memberi kebahagiaan di dunia dan akhirat.
  • Allah SWT menyoal “Apakah kamu mengetahui apakah dia Lailatul Qadar?” Persoalan seperti ini menunjukkan keagungan dan kemuliaan perkara tersebut.• Ia lebih baik daripada 1000 bulan (83 tahun 3 bulan).
  • Para Malaikat akan turun ke dunia pada malamnya dengan membawa kebaikan, keberkatan dan rahmat.
  • Malam ini adalah malam kesejahteraan sehingga terbitnya fajar. laitu kesejahteraan daripada neraka dan azab Tuhan bagi hamba yang menghidupkannya dengan amal ibadah.
  • Allah menurunkan kelebihannya dengan menurunkan satu surah penuh yang akan dibaca sehingga ke hari akhirat. Para ulama’ Salaf dikalangan Sahabat dan Tabi’in bersedia dengan mandi dan berwangi-wangian pada malam-malam sepuluh yang terakhir sebagai persediaan untuk beribadat serta mencari dan menjejaki Lailatul Qadar yang telah dimuliakan oleh Allah dan diangkatkan kedudukannya. Rugilah orang yang mensia-siakan umurnya dengan perkara-perkara yang tidak berfaedah. Tampunglah segera kelalaian yang lalu dengan mencari Lailatul Qadar. Sesungguhnya ia menyamai umur manusia bahkan lebih dari itu. Apakah tempoh 83 tahun 3 bulan, sesuatu yang singkat? Beramal pada malam tersebut lebih baik dari kita beramal dalam tempoh 83 tahun, sesiapa yang telah melepaskan peluang kebaikan ini adalah orang yang akan kerugian. Bilakah Lailatul Qadar?
  • Bulan Ramadhan.Tidak syak bahawa Lailatul Qadar berlaku pada bulan Ramadhan berdasarkan ayat-ayat al-Quran bahawa aI-Quran diturunkan pada Lailatul Qadar, dan diturunkan pada bulan Ramadhan. Maka semestinya ia berlaku pada bulan Ramadhan.
    Dalam satu hadis, Abu Zar ra bertanya kepada Nabi SAW, maksudnya:

“Wahai Rasulullah, khabarkan padaku tentang Lailatul Qadar, adakah ia pada bulan Ramadhan?” Jawab Baginda SAW: “Bahkan pada bulan Ramadhan”. [HR: Ahmad dan Nasa’i].

BACA SUMBER ASAL daripada Abu Anas Madani (Dr Abdul Basit Bin Haji Abdul Rahman)

.

Thursday, September 3, 2009

mengharap pengampunan


"Wahai Tuhan kami! Kami telah menzalimi diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampunkan kami dan memberi rahmat kepada kami nescaya kami termasuk orang-orang yang rugi."
(Surah al-A'raaf: Ayat 23)


Saturday, August 22, 2009

Imam Hafiz Solat Tarawih 1430H


Solat sunat Tarawih sepanjang Ramadhan 1430H InsyaAllah akan diimamkan oleh Imam-Imam Hafiz dari Institut Pendidikan Islam & Ma'had Tahfiz Al-Quran (ABADA), Kompleks Islam Masjid Omar Zuhdi, Parit Panjang, Baling Kedah...





















Ustaz Hizburrahman Omar Zuhdi dan
Ustaz Mohd Zulkifli Bharudin












Sunday, August 16, 2009

Ahlan wasahlan Ramadhan al-Kareem..


10 Perkara Untuk Menyambut Kedatangan Ramadhan

1) Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sihat walafiat. Dengan keadaan sihat, kita berupaya melaksanakan ibadah secara lebih sempurna di bulan itu, baik puasa, solat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, "Allahuma bariklana fii rajab wa sya'ban, wa balighna ramadan." Artinya, ya Allah, berkatilah kami pada bulan Rejab dan Sya'ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. (HR. Ahmad dan Tabrani)

Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar dikurniakan bulan Ramadhan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, "Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha." Artinya, ya Allah, kurniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang Engkau cintai dan ridhai.

2) Bersyukurlah dan puji Allah atas kurnia Ramadhan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, "Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya." Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan keampunan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadhan telah tiba dan kita dalam keadaan sihat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.

3) Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadhan. Rasulullah saw. Selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadhan, "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka." (HR. Ahmad).

Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadhan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadhan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.

4) Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadhan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang berupaya membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

5) Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktiviti-aktiviti kebaikan. "Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscahya yang demikian itu lebih baik bagi mereka." [Q.S. Muhamad (47): 21]

6) Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadhan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. "Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui," begitu kata Allah di Al-Qur'an surah Al-Anbiyaa' ayat 7.

7) Sambut Ramadhan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadhan adalah bulan taubat. "Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung." [Q.S. An-Nur (24): 31]

8) Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang dapat membina proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majlis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadhan.

9) Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan menyebarkan tentang amalan-amalan ketika berpuasa puasa, serta pantang larangnya.

10) Sambutlah Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersi kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw. dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, anak-isteri dan kaum kerabat dengan mempererat hubungan silaturrahm. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

...suntingan ilmu /rujukan

Thursday, August 13, 2009

Gotong Royong Sempena Ramadhan


Kerja-kerja utama menaiktaraf hiasan dalaman Masjid Darul Ehsan akan disempurnakan pada 19 Ogos 2009, insyaAllah.

Justeru itu, dalam persiapan anak qaryah menyambut ketibaan Ramadhan al-Mubarak 1430H pihak Masjid akan menganjurkan kerja gotong-royong membersihkan bahagian dalam dan luar Masjid Darul Ehsan Subang Jaya; pada hari dan masa yang dinyatakan di atas.


Nota: Gotong-royong pada 16 Ogos (Ahad) hanya melibatkan kerja-kerja pembersihan kawasan landskap /pokok-pokok bunga dan persekitarannya



FOKUS GOTONG-ROYONG TERSEBUT ADALAH
  • menempatkan semula rak-rak Al-Quran ke tempat asal
  • menyusun mushaf Al-Quran dan kitab-kitab ke atas rak
  • mengemas stor dan dapur serta menyimpan barangan mengikut kategori
  • melipat telekong, memasang langsir dan mengemas bilik mesyuarat - tugasan Muslimat
  • membersihkan kawasan (luar) sekeliling Masjid dan longkang - memerlukan 'gardening tools'

KEMASKINI AKTIVITI

MENGEMAS KAWASAN TAMAN MASJID | 16 Ogos 2009 |





MENGEMAS KAWASAN DALAM MASJID | 20 Ogos 2009 |




.

Friday, July 17, 2009

Ceramah Isra' & Mi'raj


Beliau memperkenalkan modul PASAK
(Pengukuhan Aqidah Menerusi Penghayatan Sains
dalam Al-Quran)
dalam proses pembangunan modal insan


Biodata Prof Madya Dr Mohd Arip DISINI







Layarilah weblognya PASAK / ASIQ


Thursday, July 16, 2009

CERAMAH BULAN JULAI 2009 - NIK ABDUH


Ustaz Nik Abduh 38 tahun lulusan Universiti Al-Azhar,
adalah anak YAB TG Dato' Nik Aziz Nik Mat

Kunjungi blog beliau
"Masanya Memilih Jalan Yang Lurus -
TIADA KEHIDUPAN MELAINKAN AKHIRAT"


Nota Kemaskini |17 Julai 2009, 10.10 malam|

Di atas sebab-sebab yang tidak diduga, slot ceramah yang dirancang sebelum ini kembali kepada program asalnya - iaitu kuliah Maghrib bulanan Ustaz Nik Abduh - hanya Allah sebaik-baik Perancang.



Wednesday, July 15, 2009

CARA Tentukan Arah Qiblat

Sekolah dakwah Kristian 1Malaysia?

Missionary schools model for 1 Malaysia, says PM

By Neville Spykerman

http://www.themalaysianinsider.com/index.php/malaysia/30700-missionary-schools-model-for-1-malaysia-says-pm

David Fernandez (right, a veteran St.John's teacher who is famous for his booming voice) organising the VIPs for the group photo before the start of the conference. - Pictures by Choo Choy May

KUALA LUMPUR, June 27 — A visit to his Christian alma mater was used today by Datuk Seri Najib Razak to drive home his vision of 1 Malaysia which was officially launched at Dataran Merdeka earlier this morning.

The prime minister, who officiated the opening of the Conference of Christian Mission Schools in Malaysia at the St John’s Institution here, paid tribute to mission schools and their role in nation building.

He said mission schools had a special ethos which promote unity, very much like his vision of 1 Malaysia.

Najib is led by the school captain, as he walks to the St.John's school hall for the conference.

“The ethos of mission schools shaped the values and beliefs of students which is in line with 1 Malaysia.”

He said that part and parcel of the concept of 1 Malaysia was to accept diversity and a plural society as a heritage and strength instead of a source of problems.

“1 Malaysia goes beyond tolerance but accepts diversity,” he said, adding that it would be achieved if Malaysians could look beyond race, colour and religions.

“I am convinced it we continue on this path Malaysia can be stronger.”

Najib said that St John's had provided him the sound grounding which eventually made him the prime minister of Malaysia.

He said that returning to the school had brought back special memories, including the times he walked up the hill (Jalan Bukit Nanas) to the school with his heavy bag and playing pranks with his friends.

He also joked that his father gave him a promotion, enrolling him straight into Standard Two at St John’s Primary School, where he spent five years, and a further three years at St John’s Secondary.

He paid tribute to the former and present teachers of the school and even called out to a La Salle Christian Brother in the crowd, who was his former teacher.

This was the scene earlier when Najib entered his alma mater accompanied by the famous St.John's school band.

Najib also took the occasion to have a swipe at Victoria Institution, the traditional rivals of St John’s.

“We are even better than the ‘other school’ in KL,” he joked.

He closed his speech with a special announcement, saying that he would officially declare his old school a National Heritage Site on July 12.

Tuesday, July 14, 2009

Makkah 2010

Friday, June 26, 2009

Rejab

Empat bulan yang dihormati sebagaimana disebutkan di dalam ayat tersebut ialah Zulkaedah, Zulhijjah, Muharram dan Rejab. Inilah yang telah disepakati oleh para mufassirin. Penghormatan terhadap bulan Rejab adalah bersempena penghormatan yang telah diberikan kepadanya semenjak zaman jahiliah lagi dimana mereka mengharamkan peperangan di dalam bulan tersebut. Inilah suatu pengiktirafan oleh Allah s.w.t. terhadap bulan Rejab di samping bulan-bulan haram yang lain.

Sejarah Islam telah mencatatkan beberapa peristiwa penting telah berlaku di dalam bulan Rejab, di antaranya ialah ;

Pertama : Peristiwa isra' Mikraj yang berlaku pada 27 Rejab mengikut pendapat sebahagian besar ulama' Islam. Ia adalah peristiwa di mana Rasulullah s.a.w. telah dijalankan dari Mekah ke Baitul Maqdis dan kemudiannya diangkat ke langit untuk bertemu Allah s.w.t. Di sinilah bermulanya kefardhuan solat lima waktu kepada umat Muhammad s.a.w.

Kedua : Peristiwa hijrah yang pertama ke negeri Habsyah oleh beberapa orang sahabat Rasululullah s.a.w. termasuk termasuk saidina Usman bin Affan r.a. dan isterinya Ruqaiyah binti Rasulullah s.a.w. Penghijrahan ini bertujuan menyelamatkan akidah di samping keselamatan diri ekoran tekanan dan ancaman hebat oleh puak musyrikin Mekah ketika itu.

Ketiga : Peristiwa perang Tabuk yang berlaku pada tahun kesembilan Hijrah. Ia adalah peperangan yang dipimpin oleh Rasulullah s.a.w. sendiri untuk menentang tentera Rom yang ingin mengembangkan pengaruhnya ke semenanjung Tanah Arab ketika itu. Walaubagaimanapun akhirnya tentera Rom membatalkan hasrat mereka kerana merasa gentar dan takut dengan kehebatan dan kekentalan jiwa tentera Islam.

Selain daripada itu, terdapat juga peristiwa penting lain yang berlaku di dalam bulan yang mulia ini seperti penaklukan semula kota Baitul Maqdis oleh Salahuddin Al-Ayubi dari kekuasaan tentera Salib pada 27 Rejab 583 hijrah. Imam As-Syafie yang menjadi ikutan mazhab umat Islam di tanahair kita juga dilahirkan di dalam bulan Rejab tahun 150 hijrah bersamaan 767 masehi.


Sesetengah umat Islam akan berpuasa sunat di dalam bulan Rejab. Sesetengahnya pula akan pergi menunaikan umrah kerana menganggap umrah yang mereka lakukan di dalam bulan ini ada fadhilatnya yang khusus. Tidak kurang juga terdapat umat Islam yang berusaha memperbanyakkan sedekah pada bulan ini dengan beranggapan mereka akan mendapat ganjaran yang berlipat kali ganda berbanding bulan-bulan yang lain.

Walaubagaimanapun, kebanyakan ulama mutakhirin menyatakan bahawa tanggapan ibadat-ibadat sunat ini akan mendapat ganjaran berpuluh kali ganda atau beribu kali ganda adalah tanggapan yang tidak benar. Apa yang pasti bahawa bulan ini adalah termasuk di dalam kelompok bulan-bulan haram di mana umat Islam digalakkan memperbanyakkan ibadah-ibadah sunat di dalam bulan-bulan ini samada solat sunat, berpuasa, bersedekah atau lain-lain lagi.

Hakikat ganjaran yang disediakan oleh Allah s.w.t. kepada orang yang beramal soleh hanya Dia sahaja yang maha mengetahuinya. Oleh kerana itu, sudah sewajarnyalah di dalam bulan Rejab ini dan juga bulan-bulan yang lain diisi dengan perkara-perkara yang dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah s.w.t. dan mendapat keredhaannya.

Sesungguhnya terdapat banyak hadis-hadis Nabi dan ayat-ayat Al-Quran yang memberikan galakan kepada umat Islam untuk melakukan sesuatu amal ibadat tanpa mengira di dalam bulan mana mereka melaksanakannya. Oleh kerana itu, bersempena datangnya bulan Rejab ini banyak amalan sunat yang boleh dilaksanakan sepertimana juga di dalam bulan-bulan yang lain, di antaranya ;

1. Berpuasa sunat Isnin dan Khamis atau berpuasa sebahagian daripada bulan Rejab. Amalan berpuasa sunat adalah merupakan suatu galakan daripada Allah s.w.t. kepada umat Muhammad s.a.w. sebagaimana disebutkan di dalam sebuah hadis qudsi riwayat Imam Bukhari ;
Maksudnya ;

Sabda Rasulullah s.a.w. " Allah s.w.t. telah berfirman bahawa puasa itu adalah untukNya maka Allah lah yang akan membalasnya."

Imam Muslim pula meriwayatkan daripada Uthman bin Hakim al-Ansari, beliau (Uthman) pernah menanyakan Said bin Jubayr mengenai puasa Rejab. Said menjawab: "Aku mendengar Ibn Abbas mengatakan: "Rasulullah s.a.w berpuasa Rejab sehingga kami menyangka Baginda tidak berbuka (terus-menerus berpuasa) dan Baginda berbuka sehingga tidak nampak berpuasa." (Sahih Muslim)

2. Memperbanyakkan sedekah terutamanya kepada golongan fakir miskin. Ini berdasarkan hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Hakim bin Hazam ;

Maksudnya :
" Tangan yang di atas ( pemberi ) lebih baik dari tangan yang di bawah ( penerima )"

3. Memperbanyakkan zikrullah dengan cara berwirid, bertahmid, bertasbih dan sebagainya. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud " Hanya dengan mengingati Allah akan menjadi tenang dan tenteram hati manusia."

Demikianlah sebahagian amalan-amalan sunat yang amat digalakkan kepada umat Islam untuk melaksanakannya. Amalan-amalan ini, sekiranya diamalkan dengan penuh keikhlasan sudah pasti akan dapat melahirkan insan yang benar-benar bertaqwa kepada Allah s.w.t. Ini, sekaligus dapat mengelakkan mereka daripada terjerumus kedalam perkara-perkara maksiat dan masalah-masalah sosial yang lain.

Tuesday, June 16, 2009

Di sekitar ceramah Ustaz Hasrizal...



Alhamdulillah, Ceramah Bulanan bertajuk

"PENJENAMAAN SEMULA DAKWAH dan IMARAH MASJID"

telah berjaya menarik minat jemaah malam tadi.


Ternyata pengalaman Ustaz Hasrizal Abdul Jamil semasa berdakwah di Ireland Utara /United Kingdom amat berguna untuk dimanfaatkan di kalangan anak qariyah khususnya dan Malaysia amnya, InsyaAllah

Pendekatan bersantai dalam penyampaian ceramahnya...

Hampir 300 Jemaah MDESJ (dan dari luar qariyah) kusyu' mengikutinya...


...bersua kali pertama di Pejabat MDESJ
Ustaz Hasrizal dan Ustaz Shukri
Nota: Intisari ceramah beliau akan dimuatkan kemudian, InsyaAllah.

Friday, June 12, 2009

Mimbar Jumaat: Kehidupan Hakiki

MERANCANG KEHIDUPAN HAKIKI


____________________________________________________________________________________________________________

Sidang Jumaat Yang Dirahmati Allah,

Saya berpesan kepada diri saya dan menyeru kepada sidang Jumaat yang dikasihi sekalian, marilah sama-sama kita bertakwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benar takwa iaitu melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mudah-mudahan kita berbahagia di dunia dan di akhirat. Mimbar hari ini akan memperkatakan khutbah bertajuk: "MERANCANG KEHIDUPAN HAKIKI".

Muslimin yang dirahmati Allah

Di hari yang mulia ini, Minbar Jumaat ingin mengingatkan kepada para jemaah sekalian betapa pentingnya kita merancang kehidupan hakiki iaitu kehidupan akhirat. Sedarilah bahawa kehidupan dunia bukanlah kehidupan hakiki dan ia diibaatkan perhenttian seorang musafir buat seketika untruk sampai ke tempat tujuannya. Justeru itu, setiap saat kematian sentiasa menghampiri kita untuk menuju ke alam akhirat. Sesungguhnya kematian tidak mengenal usia dan tidak mengenal kedudukan. Ia boleh berlaku bila-bila masa dan di mana-mana juga tanpa kita menyedarinya. Oleh itu, kita perlu sentiasa memuhasabah diri dan seterusnya mempersiapkan diri dengan bekalan sebelum menghadapi kematian untuk menuju kehidupan hakiki. Persiapan awal ini amat penting bagi setiap muslim kerana peluang kehidupan di dunia yang dikurniakan Allah taala bagi setiap insan hanyalah sekali sahaja dan tiada lagi peluang kedua.

Di dalam al-Quran, Allah S.W.T. banyak merakamkan kisah-kisah penyesalan orang-orang kafir musyrik di alam barzakh dan alam akhirat, namun penyesalan mereka itu tiada gunanya kerana mereka telah diberikan peringatan demi peringatan oleh para nabi dan rasul namun mereka mengingkarinya. Sebagai contoh, firman Allah dalam surah al-Furqan ayat 27-30:

Maksudnya : “Dan perihal hari orang yang zalim menggigit kedua tangannya sambil berkata: Alangkah baiknya kalau aku mengambil jalan bersama-sama Rasul? Wahai celakanya aku, alangkah baiknya kalau aku tidak mengambil si anu itu menjadi sahabat karib. Sesungguhnya dia telah menyesatkan daku dari jalan peringatan setelah ia disampaikan kepadaku. Dan adalah Syaitan itu sentiasa mengecewakan manusia (yang menjadikan dia sahabat karibnya). Dan berkatalah Rasul: Wahai Tuhanku sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur'an ini satu perlembagaan yang ditinggalkan, tidak dipakai.”

Perlu diinsafi bahawa antara ciri-ciri muslim yang bijaksana ialah muslim yang sentiasa melakukan muhasabah diri dan membuat persiapan bagi menghadapi kematian. Sabda Rasulullah s.a.w :


Maksudnya : “Orang yang paling bijaksana dikalangan kamu ialah orang yang bermuhasabah dirinya dan menyediakan bekalan amal soleh sebelum menghadapi kematian. Manakala orang yang tidak bijaksana ialah orang yang terpedaya dengan pujukan hawa nafsunya dan sentiasa berangan-angan kosong terhadap Allah taala( mengharapkan ganjaran Allah tanpa berusaha).”

Hadis Riwayat At-Termizi Dan Ibnu Majah.

Rasulullah s.a.w telah memberikan panduan kepada umatnya melalui hadis baginda satu panduan untuk membuat persediaan awal sebelum melangkah ke alam barzakh. Sabda Rasulullah s.a.w

Maksudnya: “ Apabila seseorang manusia itu meninggal, maka terputuslah segala pahala amalannya, melainkan tiga amalan yang kekal berterusan walaupun selepas kematian, iaitu amalan soleh, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang soleh kepada kedua ibu bapanya”. (Hadis riwayat muslim)

Muslimin yang di rahmati Allah,

Hadis tersebut menjelaskan kepada kita bahawa terdapat tiga amalan utama yang perlu dilakukan oleh setiap muslim semasa hidupnya di dunia, sebagai bekalan menuju ke alam akhirat. Amalan pertama ialah sedekah jariah atau membelanjakan harta pada jalan Allah.

Perlu difahami bahawa menafkahkan harta pada jalan Allah bukan hanya terhad kepada membelanjakan harta di jalan jihad Fisabilillah, malah ia turut mencakupi amalan berzakat, bersedekah, menderma, mewakaf, perbelanjaan kepada ahli keluarga dan kaum kerabat, serta apa-apa sumbangan kebajikan untuk maslahah umum.

Muslimin yang di rahmati Allah,

Amalan kedua ialah menimba ilmu sama ada ilmu duniawi mau pun uhkrawi kerana islam adalah ad-din yang mengimbangi antara keperluan dunia dan akhirat. Islam menggalakkan umatnya agar menuntut ilmu sebanyak mungkin dan Allah S.W.T. telah mengangkat darjat orang yang berilmu berbanding dengan orang yang tidak berilmu. Hanya dengan ilmu sahajalah seseorang muslim dapat memantapkan iman dan mempertingkatkan amal soleh serta mengikhlaskan niatnya hanya kepada Allah S.W.T. Baginda Rasululah S.A.W. pernah menyatakan kelebihan ilmu melalui hadis baginda yang telah diriwayatkan oleh at-Termizi yang bermaksud:

Sesiapa yang berusaha menuntut ilmu, maka Allah permudahkan baginya jalan menuju syurga. Para malaikat melebarkan sayapnya sebagai tanda keredhaan keatas penuntut ilmu dan seluruh isi alam langit dan bumi serta ikan di lautan mengucapkan istighfar (memohon keampunan daripada Allah S.W.T. ) terhadap orang yang menuntut ilmu. Sesungguhnya kelebihan orang berilmu itu mengatasi orang yang abid (ahli ibadat) adalah seumpama sinaran bulan purnama keatas gugusan bintang di langit .”

Dan amalan ketiga yang pahalanya berterusan sehingga ke alam akhirat ialah doa kebaikan seorang anak yang soleh setelah ibu atau bapanya meninggal dunia. Alangkah beruntungnya ibu bapa, yang mampu mendidik anak-anaknya sehingga menjadi anak-anak yang soleh dan taat kepada Allah S.W.T. Dalam masa yang sama, anak-anak juga diasuh supaya menjadi generasi harapan yang akan menyumbang bakti berguna kepada agama, bangsa dan negara tercinta. Inilah di antara ciri- ciri anak soleh yang memiliki kekuatan rohani dan kehebatan jasmani yang doanya amat bernilai kepada kedua orang tua. Sesungguhnya anak yang soleh adalah pelaburan jangka panjang, yang amat berharga kepada kedua ibu bapa apabila mereka meninggal kelak. Rasulullah s.a.w pernah menegaskan dalam sabdanya diriwayatkan oleh al-Baihaki yang bermaksud:

“ Orang yang mati dalam kuburnya tidak ubah seperti seorang yang sedang kelemasan meminta pertolongan. Dia sedang menunggu hingga sampai kepadanya rahmat sesuatu doa daripada bapanya, saudaranya ataupun sahabat handainya. Jika sampai doa kepadanya, maka itulah yang amat disukainya berbanding dengan segala isi dunia. ”

Muslimin yang di rahmati Allah,

Demikianlah antara beberapa amalan soleh yang perlu diamalkan sebagai persiapan menuju kehidupan hakiki. Sedarilah bahawa kehidupan dunia ini hanyalah sementara dan kehidupan hakiki adalah di akhirat. Justeru, sebelum terlambat bersegeralah kita melakukan sebanyak-banyak kebaikan dan dalam masa yang sama menjauhkan daripada segala kemungkaran serta bersungguh-sungguh mendidik anak-anak agar menjadi insan yang benar-benar beriman dan bertaqwa.

Maksudnya : Dan segeralah kamu kepada keampunan dari Tuhan kamu, dan Syurga yang luasnya seluas segala langit dan bumi, yang disediakan bagi orang yang bertaqwa;